Home

30 June 2009

Ngalor+Ngidul (ke Utara - ke Selatan)

Jika hari selasa bukanlah hari setelah senin maka pasti adalah hari sebelum rabu, tepatnya saat ini adalah hari selasa tanggal 30 Juni 2009, yaitu hari ketika semua orang berharap akan terjadi perbaikan dan bertambahnya semangat hidup atau tidak sama sekali mereka ketahui. Sepertinya hal itu adalah hari biasa seperti sebelum-sebelumnya, ketika semangat semakin pudar dan kian menipis, maka sejenak aku mengingat kata-kata orang bijak yang botak "Jadikanlah kekurangan sebagai penambah nilai dari kelebihan, agar kelebihan bisa lebih dari kekurangan itu sendiri"..ngena bangetz g sich yang gua tulis barusan buat para pembaca??? itu sich terserah kalian ...

shubuh tadi tepatnya 2 jam sebelumnya, yaitu pukul dua pagi mata ini masih terbelalak gara-gara tugas kuliah yang banyak dan perlu diseriusi untuk dikerjakan, eh malah ngelindur ndengerin lagu sambil nyanyi-nyanyi...huff kapan ni tugas bakalan selesai, kayaknya belum banyak perubahan dalam diri gue sekarang, masih berazaskan Sistem Kebut Semalam (sebuah ideologi yang terbawa sejak mengenyam dunia pendidikan).

Seorang kawan nelpon di detik-detik pergantian hari, "men tolong jemput gua di solo ya!!!"...ups...bakalan betah melek kayaknya hari ini. Dan ternyata faktalah yang keluar jadi pemenangnya...perut emang g bisa bohong,,di waktu pagi itu juga si lambung udah pengen di adu sama nasi lengkap dengan lauk pauknya..tret..ett.ett mampirlah aku bersama kawan di warung nasi liwet pinggir jalan..akhirnya makan itu memang bikin cuaca jadi berubah dari melek jadi pengen molor hwa..wa..wa...mantabsz dech...akhirnya mata ini bisa beristirahat sebelum dibuka kembali untuk melihat mentari bersinar kembali..

24 June 2009

Monarki kejenuhan

Hirarki konstitusi abnormal tubuh ini,
abstrak merasuki sektor nadi seakan mati,
ricuh genderang seakan sunyi,
arah mana tujuan kaki?
pilihan ini tak segera terjawab pasti,

Monumen-monumen prajurit terpaku separuh,
teriring tangisan acian semen yang kian meluncur deras,
kira-kira apa penyebab tragedi ini?
lirikan mata yang hadir ribuan kali,
umpatan menerkam untuk berkoalisi,
pelabuahan terakhir menuju mati!!