Home

30 December 2010

9 pertanyaan untuk Negara

Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan pada pemimpin bangsa :
1. Seberapa peduli Negara terhadap anak bangsa yang berprestasi ???
2. Seberapa keras usaha yang dikeluarkan oleh negara untuk menciptakan anak bangsa yang produktif dan mandiri ???
3. Seberapa pantaskah wakil rakyat disebut sebagai Dewan yang terhormat, sementara yang diwakilinya sama sekali jauh dari hidup nikmat ???
4. Seberapa adilkah hukum dinegeri ini bagi semua kalangan tak terkecuali ???
5. Seberapa cepat respon yang akurat terhadap kejadian-kejadian ekonomi,politik,media, issue SARA, dan hal-hal yang notabene membuat ketenangan dan kejayaan bangsa terusik ???
6. Seberapa niatnya negara mengakhiri kejayaan Korupsi di negeri yang tercinta ini ???
7. Seberapa tegas seorang pemimpin berani mengambil sikap demi kepentingan bangsa dan negara. meski dicerca orang banyak ???
8. Seberapa besar keinginan bagi seluruh bangsa untuk merubah sikap, merubah mental, merubah cara hidupnya yang malas untuk menjadi bangsa yang modern, cerdas, maju dan kompetitif ???
9. Seberapa peka terhadap perubahan yang terjadi begitu cepat, begitu tak terduga, sehingga sikap-sikap untuk mengatasi cepatnya perubahan dapat segera diambil dengan cepat, tepat, dan akurat ?? tanpa memberi ruang bagi orang-orang keparat dan bejat!!!

Mungkin masih banyak yang ingin aku sampaikan kepada pemimpin bangsa ini, melainkan hanya ingin menjawab rasa bingungku terhadap permainan politik yang carut marut, permainan media yang tak lagi punya etika, permainan ekonomi yang compang camping.

Fenomena yang terjadi memang : 1 orang dari negatif berubah ke positif karena mata hatinya telah mendapat petunjuk, namun 10 orang dari positif ke negatif karena ada peluang yang terbuka lebar dan karena tak lagi punya rasa malu terhadap diri sendiri, keluarga,dan juga TUHAN nya.

Pondasi utama dalam memperbaiki bangsa adalah : AGAMA, apapun agamanya selama ajarannya untuk berbuat baik , saling toleransi tanpa tendensi apapun, maka seluruh sikap dan pemikiran umatnya akan menjadi baik. Dan bangsa yang memiliki umat yang baik maka seluruh komponen negeri akan terpancar aura positif dan mendatangkan Rahmat dari Tuhan YME. Segala godaan ujian merupakan ukuran seberapa kokoh mental dari umat manusia.
[surat untuk INDONESIA]

09 December 2010

Kisah tentang Hujan

Aw Ib

"Engkau memikatku dengan pelukanmu yang membekukan darahku,
Engkau yang meredupkan cahaya siang hingga luluh bersimpuh,
Tiap detik kau berikan jutaan denting suaramu untuk aku renungkan,
(-Judul : Hujan-)"

Itulah yang aku persembahkan pada hujan yang telah turun dikota budaya (*.solo) sejak hampir satu minggu secara berturut-turut saat ini, seperti membius setiap langkahku aku teringat masa indah disaat usia SD hingga STM dulu, aku lampiaskan kejenuhanku melalui basuhan air hujan yang menikamku berkali-kali, sepertinya aku rindu saat itu, ketika semuanya seperti membuatku damai dalam pelukan hujan.

Terkadang hujan menyisakan lukisan untuk cahaya matahari langit yang mulai meredup, goresan tinta nirwana yang berjejer sempurna ciptaan Yang Maha Esa, sore ini aku biarkan lagi tubuhku tersirami oleh air langit, walaupun begitu tetap kurasakan dingin yang semakin memelukku erat-erat dan kian dekat, pecah rasa gerah dalam otakku yang telah lama membuat aku terjerat rasa bosan. Sebuah sihir yang terkira disaat hujan memberikan aku kesempatan untuk menikmati suasananya kembali.

30 October 2010

Forgive me if disappoint you

Baru kali ini kurasakan, betapa sulit untuk menjadi seorang profesional dalam bekerja dan kehidupan pribadi, disaat keduanya memiliki arti yang sama kuat. Kerja : walaupun aku tidak nyaman ditempat ini, tapi aku tidak ingin bertindak tidak profesional, karena menurutku profesional dalam kerja adalah pilihan yang harus aku ambil. Seperti disaat sekarang, problem BTS Down yang sudah 3x24 Jam terjadi, harus kesana kemari dari hop satu ke hop satunya lagi, sampai mual rasanya otak ini untuk memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, pengecekan satu persatu dilakukan hingga ku lakukan tiga kali. Di hari kedua semuanya semakin membuat aku frustasi.. Namun Allah SWT sepertinya memberikan jalan kemudahan di hari ketiga ini. Problem link telah terdeteksi, dengan buah kesabaran dan pengorbanan pulang pagi jam 01:30 WIB , jam 03:30, dan jam 00:15 WIB membuat semakin mengerti untuk apa yang disebut dengan tanggungjawab, dan untuk kesekian kali ini aku benar-benar membuktikan bahwa aku bukanlah orang yang dengan mudah menyerah.

Tetapi ada hal yang membuatku menjadi lebih frustasi ketika aku secara tidak sengaja di CAP sebagai munafik (tidak tepat janji), untuk masalah ini aku kaget, pribadi atau job?? keduanya harus aku kerjakan, tetapi lokasinya sangat berjauhan, aku sangat linglung dan dikerubuti kebingungan. Dengan tegas lemas aku memilih job, dan mengesampingkan urusan pribadi yang notabene aku sangat kecewa membaca judge "ingkar janji".

01 October 2010

tak semusim

inilah malam ke empat insomnia menatap rangkaian redup kerdip sinar bintang di antariksa, tak jenuh aku menyapa angin malam yang menelanjangi pikiranku. butuh lebih dari 2000% alkohol untuk membuat kisah monolog berepisode ribuan kali, tapi tidak kali ini. terjerembab didalam keabu-abuan pasir merbabu, seolah ingin membirukan keberadaan langit. Begitu lekat cakupan peristiwa yang berlalu, berganti,berputar tanpa rencana sedikitpun yang membekas.

13 July 2010

Antara Pekerajaan dan Perasaan

Ada kalanya memang kejenuhan tentang apa yang telah kita kerjakan selama ini, yang kita anggap berarti dan kita gadang-gadang bisa menjadi pijakan untuk hari kelak penuh dengan hirarki yang kenyataannya cenderung kurang berjalan pasti. Membuat kita semakin tak menentu dalam menciptakan pikiran yang briliant, justru karena kondisi yang membuat kita terjerembab kedalam suasana yang menekan pikiran dan membuat kemrosotan fisik. Apa salah satu penyebabnya?? bila rekan-rekan sekalian pernah mengalaminya bisa jadi terjawab di artikel ini :

"Menyia-nyiakan Usia Dengan Bekerja Untuk Atasan Yang Salah"

Anak buah membayar pengabdiannya kepada atasannya, dengan usia.
Jika anak buah salah memilih atasan, dia telah menyia-nyiakan usianya.
Sebagaimana-besarnya pun keinginan seseorang untuk menjadikan Anda sebagai bawahannya,dan sebagaimana mendesak pun kebutuhan kehidupan Anda,
Anda tetap bisa menolak untuk bekerja di bawah kepemimpinan seseorang.
Jika dia tidak menghormati Anda,dan tidak memungkinkan Anda untuk tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan terhormat, untuk apakah Anda berlama-lama bekerja di bawahnya?

Maka perhatikanlah, bahwa Bekerja untuk siapa, bisa menjadi lebih penting daripada yang Anda kerjakan.


Sahabat saya yang disayangi Tuhan, yang sama haknya bagi kesejahteraan dan kebahagiaan dengan siapa pun yang telah mencapainya.

Mudah-mudahan Tuhan menguatkan kita untuk berlaku setegas yang kita ketahui harus kita lakukan.

Jika bukan kita yang memutuskan bagi kebaikan hidup kita sendiri, siapakah yang kita tunggu untuk memutuskannya bagi kita?

Jika kita tidak memutuskannya segera, apakah masih banyak waktu yang boleh kita boroskan dalam keluhan dan perasaan sebagai korban?

Jika telah terbukti tidak ada kejayaan dalam keraguan dan ketakutan, mengapakah kita tidak mencoba mereguk janji hadiah bagi mereka yang ikhlas untuk berani?

Maka marilah kita menjadi jiwa-jiwa yang ikhlas memberanikan diri, untuk bekerja dalam kebaikan dan berharap hanya kepada Tuhan, bukan kepada orang yang tidak menghormati pengabdian kita.

Ingatlah...,

Bekerja untuk siapa, bisa menjadi lebih penting daripada yang Anda kerjakan.


By: Mario Teguh

Semoga bermanfaat untuk menjadi renungan kita bersama, jika kurang berkenan maka bukan saatnya kita berdebat untuk hal yang memang tidak diwajibkan untuk masing-masing dari kita meyakini suatu argument yang sama.Terimakasih.

13 June 2010

Zero mean Free

"merasakan bisikan saksi bisu oleh malam pekat pengantar mimpi,.setiap detak tertiti penuh distorsi perubahan jejak tak terdefinisi,." begitulah rangkaian kata yang aku tuliskan di status facebook sepintas saja tergerak jari ku untuk menggoreskannya di situs jejaring sosial itu.

Saat perasaanku yang kurasa sampai tak terasa ,kekosongan yang terisi penuh, dan seakan menelan dan menenggelamkan sinar bulan, cahaya padam karena banyak serangga mengerubung sumber penerangan, sorak penonton bola kian menggelegar, tak cukup membuat hati dan pikiran tergerak untuk mengerti apa yang sedang terjadi.

Kemarin "feels goes to zero again" aku letakkan perlahan di atas dinding facebook, aku perhatikan dengan ratapan misteri untuk mengerti apa yang sedang terjadi, hingga pagi kembali menyurati aku dengan sinar mentari aku belum menemukan definisi "zero", bukan hanya sekedar angka NOL,atau kekosongan belaka, tapi zero adalah sebuah fitrah untuk kembali menjadi suci, bukan alasan orang untuk tidak mau instropeksi, respect terberi mengalir begitu alami, dan terpatri dalam satu kondisi... "FREE".

03 June 2010

Opera kecil dan unik

kali ini bukan untuk kesempatan berunding dengan ketidakpastian. sudah beruntun dan bergulir berulang-ulang terjadi, kompromi basi, teka teki konsolidasi tak ada arti sama sekali. Berbagai peran di mainkan dalam sebuah opera sederhana dalam bilik kecil tapi penuh terisi dengan raja sadis tengil juga dekil. Otak pecundang yang meracuni sang raja kian membuat porak poranda singasana yang terbungkus sutera.

Kasihan nasib sang raja ,dia merasa seperti raja abadi tak sadar akan kehidupan yang sebenarnya terjadi. Penuh dengan tipu daya penyihir tangan kanan dan kirinya. Hati rakyat kian tipis karena setiap hari tergesek dengan jalan pikiran yang disebut dengan konyol. Terus saja terjadi, tanpa mendengarkan ramalan sang begawan jujur.

Protes demi protes dilayangkan sang begawan, namun memang di jaman modern, penyihir lebih mahir dalam mengolah kata dan segala trik liciknya. Entah sampai kapan sang raja akan menyadari keteledorannya dalam menjalankan amanah. Dan sampai kapan penyihir licik akan binasa ditelan ludahnya sendiri. Begawan hanya ingin melanjutkan bertapa dipinggir aliran sungai yang mengalir biasa saja, sampai keajaiban tiba mengangkat nilai kejujuran di atas segalanya akan diakui oleh raja lalim yang pura-pura bijaksana itu. HuAllahi.

23 April 2010

Renungan Low - Top Management

Pengorbanan..begitulah kata yang tepat untuk dijejalkan kedalam diriku. Begitu rasanya bergelut diantara golongan orang-orang pecundang, saling lempar dan begitu bangga mengangkat ketidakmampuan. Sebagai orang yang rela berkorban (masih ragu antara loyalitas dan rasa sabar). Sebuah pekerjaan yang tidak seharusnya dibebankan tapi justru malah menambah beban, sedangkan orang yang seharusnya melakukan pekerjaanya malah seperi orang TOLOL duduk memandang cermin kesombongannya sendiri. Inikah yang disebut merasakan hal yang adil dan memikul beban yang sama???

Ironis, dan percuma mengeluhkan pada orang yang salah, karena tidak sepantasnya hal yang sudah jelas terlihat bobrok masih saja dibiarkan berkarat dan lusuh tersimpan di saku. Bagaimana sebutan bagi orang yang membiarkan orang TOLOL yang hanya bertengger di kursi empuk, dan beranjak jika mau PIPIS ato BERAK saja ??? Kesengajaan yang dikemas dalam bentuk tidak mau tau, dan seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa pada keadaan sekitar itu semakin membuat otakku berpikir tentang apakah ini yang disebut merasakan hal yang adil dan memikul beban yang sama???

Sedangkan jika RENUMERASI,APRESIASI,MATERI, diberikan kepada orang TOLOL itu dan semakin membuat si TOLOL berdendang amboy dan tetap duduk manis di kursi empuknya. Sungguh kasihan si pekerja hanya mendapat CACIAN saat dinilai tidak optimal bekerja, dan saat hasil menunjukkan peningkatan kata TERIMAKASIH pun tak kunjung tiba diterima si pekerja. masih saja aku ajukan pertanyaan tentang apakah ini yang disebut merasakan hal yang adil dan memikul beban yang sama???

Sudah Tahun tahun lebih peristiwa itu terjadi sebagai kenyataan dan terbiarkan terus berkembang dan semakin dilestarikan, penilaian BAGUS dan PENGHARGAAN BERLEBIHAN pada golongan orang TOLOL, dan TANPA Penilaian apapun pada orang pekerja.Pantaskah ini disebut dengan merasakan hal yang adil dan memikul beban yang sama???

Coba renungkan curahan kegelisahanku wahai Penjabat!!!karena sudah tugasmu lah untuk merasakan kegelisahan sekitarmu,dan mewujudkan keadilan itu benar benar terwujud sesuai dengan PORSInya masing-masing. Bukan ketimpangan yang kau biarkan terjadi dan semakin membuat VISI MISI Company mu terbingkai dengan rapuh. Sekali lagi renungkan tentang KEADILAN sebagai salah satu pendukung KEBERHASILAN.

25 March 2010

Teori Teka teki

1. kerepotan sedikit datang setelah bertambah lebihnya waktu semakin maju, terutama saat ini, dan kata orang kalo orang yang sukses itu karena sering mengalami rintangan dan sanggup dan mau untuk melawan permasalahan yang dihadapi dengan sabar dan penuh inovasi agar segala masalah dapat terselesaikan dengan baik, yah..itu sih kata-kata penyemangat buat mereka yang memang percaya akan hal diatas, tapi tidak semudah apa yang barusan saya tuliskan di atas lho..ternyata rintangan itu yang paling gak menyenangkan adalah rintangan Plus Bacotan..gak fear dalam menyikapi bakal mungkin saja terjadi.

2. Omongan yang bisa dibilang ringan tapi berat untuk dikonsumsi publik bakal kena dampak meluas.tapi itu resiko..karena dengan punya resiko akan tergambar jelas siapa yang lebih kuat dalam hal mental serta keberanian improvisasi, ya..tentu dengan sedikit trik yang manjur diolah,

3. Pandangan memang harus berbeda supaya tidak hanya terpaku pada satu hal yang bisa dibilang basi, harus ada cara untuk melakukan perubahan dengan hal gila dan cenderung di luar akal sehat (mendekati kegilaan murni), orang waras bakal emosi orang gila bisa jadi tambah waras. ironi tentang ilmu yang tak pasti, mungkin orang yang percaya pun bisa tambah happy ato bisa juga cuwek..itu wajar itu normal. Gak perlu dibikin repot, karena memang katanya orang "hidup sudah susah,jangan lagi ditambah susah". Sobat gwa sering bilang kayak gitu waktu ngelindur pas tidur.

4. Kepahlawanan bukan lagi hal hebat di depan mata pecundang, karena memang pecundang punya pandangan lain,selain tekad untuk kabur terdepan. Tak banyak orang cenderung memilih sebagai orang yang berjasa sekarang tapi dikenang setelah orang itu tiada, itu mungkin pilihan tepat saat berada di lingkungan pecundang bukan lagi ditempat para super hero berada, dimana tidak ada yang namanya over acting, semua sesui rule (aturan)nya. itu sih dunia gwa (Heros community) sebuah tempat idaman yang mungkin sampai saat ini masih gwa cari, tidak lama lagi pasti bakal ketemu asal yakin dan tetap berprinsip "Anti penjilatan dan Anti Kemunafikan".

5. Metamorfosa mata uang kian membias ketika orang mulai ingin berpaling, tapi sudah pasti tidak berlaku bagi gwa seorang yang pasti bukan pecundang. Hujan kecaman anggap aja hanya sebuah grafik kehidupan yang naik dan turun, intonasinya akan membuat irama yang mengalun begitu saja dan terdengar lirih tanpa busana.