Home

25 November 2012

Cita-citaku

Ada pesan seorang sahabat di seberang yang membuatku menjadi teringat akan angan-anganku yang tak jauh dari bulan ini, pada saat membacanya aku mulai berpikir untuk melanjutkan kembali menyisihkan untuk dapat segera mewujudkan kewajiban itu. Awalnya adalah sebuah tantangan bahwa menyempurnakan ibadah itu membutuhkan dua unsur lahir dan batin yang harus dipersiapkan. pasangan hidupku pun mendukungnya selain tentunya kedua orangtuaku. bahkan awalnya kita berencana untuk berangkat bersama rombongan satu keluarga, Ya Allah semoga Engkau mudahkan keinginan hambaMu ini untuk dapat memenuhi kewajiban. Wahai sahabat meski kita sudah lama tak bertemu, engkau masih ingat dan mengingatkan untuk kembali menumbuhkan cita-citaku. itu yang terpenting bahwa sahabat adalah orang yang mengingatkan.

03 November 2012

Cerita SKCK negeri Indonesia

Sekali lagi, mungkin pengalaman berjuta kali dari penduduk Warga Negara Indonesia, bermula ketika mengurus SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian. Empat tahun lalu diinfokan melalui surat keterangan RT/RW dan Kelurahan setempat, kemudian di Polsek dan Polres. Sebenarnya dari sisi Polsek saja sudah cukup apabila SKCK untuk melamar pekerjaan swasta, dan di Polres apabila untuk melamar PNS/BUMN. Setahun lalu Pak Polisi berucap untuk memperpanjang SKCK hanya membawa photocopy KTP dan SKCK yang lama sudah cukup, dalam benakku Alhamdulillah dipermudah sekarang, jadi sebagai warga negara tidak perlu repot mondar-mandir. Sekarang di tempat yang berbeda dari sharing seorang kawan berucap, untuk mengurus SKCK harus mutlak memakai sidik jari dari Polres, sontak aku kaget..kenapa jadi riber lagi? mari berpikir ideal sebagai generasi muda : 1. Lihat tujuan dan maksutnya, apabila sudah ada keterangan dari RT/RW dan Kelurahan setempat dan tertuju kepada SKCK yang diterbitkan oleh Polsek untuk apa sidik jari perlu ke Polres? dan harus kembali lagi ke Polsek untuk mendapatkan secarik kertas SKCK. 2. Jika infrastruktur kepolisian dibangun dengan baik tentunya kita sebagai warga negara tidak direpotkan dengan gaya birokrasi yang hobi membuat masyarakat pusing bolak balik dibingungkan peraturan yang "aneh". Contoh : Sidik jari itu apakah terdata dan terarsip dengan baik? sebagai orang awam tentu saya meragukan itu, sebab apa? pengalaman saya membuat SIM dan SKCK selalu di sidik jari ulang berkali-kali bahkan proses perpanjangan SIM juga. untuk apa berkali-kali kalau memang di database tidak tercatat pernah melakukan tindakan melanggar hukum. Kembali lagi masyarakat yang dirugikan dari sisi moril (lelah) maupun materiil (ongkos) sebagai pelayan masyarat baik itu Kepolisian maupun birokrasi Pemerintah daerah atau apapun namanya yang disebut sebagai pelayan masyarakat harus benar-benar dibenahi moralnya dulu supaya tahu benar mereka diberikan amanah untuk saling membantu. sepertinya semboyan kehilangan ayam ditambah sapi itu belum bisa dihapus dari budaya birokrasi negeri carut marut ini. polisi oh polisi sejarah sudah menggariskan walau tidak semua anggotanya bersikap buruk tetapi lembaganya ikut malu. sekedar info kisah nyata ini terjadi dengan hasil akhir SKCK tidak didapatkan setelah petugas ngomel-ngomel gara-gara pengisah melaporkan ke Polres dan pihak Polres mengatakan untuk swasta tidak perlu sidik jari, tetapi petugas polsek masih ngeyel dengan arogan. wahai para pemimpin cobalah "melek" cobalah mengerti.

03 October 2012

kesederhanaan yang istimewa

22-September-2012 adalah saat dimana salah satu dari keinginanku memiliki tempat tinggal sendiri telah terpenuhi. Terbayar lunas! Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Tuhan semesta alam yang memberikan jalan kemudahan untukku dan keluargaku mencapai cita-cita sederhana itu. Awalnya tak terbayangkan bisa menggapainya. Tetapi rahasia Tuhan.. Allah SWT memang sungguh luar biasa. Sebuah kerja keras pasti ada manfaat yang bisa diraih karenaNya. Awal tahun mencoba mencari-cari, cara, apapun itu dan tak pernah diduga... just do it first and let we know what will happen to us. Mungkin itu awal mulanya, tetapi tetap diperlukan sebuah rencana untuk mencapainya. Saat ini mencoba memulai dari awal, dimana rencana lain menunggu untuk diwujudkan. Tak perlu mencari kesempurnaan milik orang lain, jika kesederhanaan diri kita ternyata adalah hal istimewa bagi sekitar kita sendiri.

15 June 2012

coret-coret republik. 2

Ibarat daun, rumput, apapun yang akan dengan ikhlas melepaskan singgasananya tanpa di komando, hanya kesadarannya yang mengiringinya. Waktu adalah batasan bagi siapapun, tapi mengapa segelintir kemampuan yang dimiliki oleh manusia seolah ambisi merengkuh segalanya untuk ditanam dipijakan ego kakinya. Sebuah dosa ma nusia yang mumpuni cukup membuat punya malu, tapi tak cukup sadar jua? Mungkin itu sebab tak ada kemajuan bangsa, regenerasi produktif tidak pernah di indahkan dan di terapkan,manusia bukan jamannya lagi berkuasa, manusia tua sudah saatnya legowo, meng estafetkan masa jaya negeri kepada generasinya. Ini mengapa malah membudaya? Cobalah tengok hasil kecerobohanmu hai manusia tua, kau hamili istrimu untuk anak yang akan kau telan rejekinya demi kepuasanmu sendiri? Anak tetanggamu pun juga begitu, karena mnuia itu sama dan terus begitu selama siklusnya masih ada. Masa pensiun yng lama, pemimpin yang tua dan masih ego dengan jaket kolotnya, lihat ribuan anak muda yang menunggumu purna! Pengusaha kaya itu hendak mengambil mereka, tapi kau ciptakan lagi generasi penunggu. Demokrasi yang sakit amnesia menelan korban ratusan juta jiwa, pmimpin tua masih mengelus pantatnya diatas sofa tahta. Figure yang dipercaya tak lagi ada yang murni, semua atas dasar fanatik dan kepentingan golongan, kebohongan atas nama demokrasi masih dipaksakan dijadikan kudapan manusia penunggu. Kalau pendiri perangkat lunak, mau mundur dan mengabdikan diri pada kemanusiaan, teman satunya sudah mati sudah takdirnya, di negri ini masih sibuk dengan memperkaya diri. Betapa romantisnya budaya Korupsi, Kolusi, dan dinasti nepotisme di negri ini. Warisan leluhur yang begitu bngga disandang dan dilestarikan anak cucunya. Bangsa yng besar adalah yng bisa membudayakn korup berjamaah dan sakit lupa saat ketahuan boroknya. Malu... malu.. dimana malumu?!? sudah rusakkh mentalmu wahai manusia tua? Inginkah kau sejarah nanti menuliskan nama bangsamu yang dulu besar menjadi kerdil? warisan itukah untuk keturunanmu? Miris aku melihat ulahmu wahai manusia tua. Mungkin bukan salahmu seorang, tapi kenapa kau biarkan bangsamu menabung malu?

10 June 2012

coret-coret republik.1

Untuk kesekian kalinya,malam menggiringku untuk menuliskan tentang sela-sela perjalanan,kisah untuk sesekali diingat,kisah untuk secuil simpul senyum,untuk diingat dan di review kembali. Ada pikiran yang mengusikku setiap hari diluar kehidupanku, tentang kehidupan bangsaku,apa yang bisa menselaraskan pola pikir berimbang utuk dapat mencapai kata gemah ripah loh jinawi,tentrem kertoraharjo?kenapa masih ada yang bertopeng dan mentidakadakan rasa malu pada kisah perjuangan sesepuh dari belenggu penjajahan. Apa iya,warisan bangsa adalah budaya saling tikam,korup,dan munafik?apa memang dunia politik itu mewajibkan pemuasan pribadi,golongan lebih dahulu,sampai satu partai diberondong masalah memalukan. Pencitraan yang memalukan disajikan didalam negara yang sudah apatis terhadap pemimpinnya. Ataukah karena peraturan internasional saja kita jadi ikut diperbudak oleh tulisan. Sumber daya manusia adalah kunci memperbaiki semua kerusakan yang ada karena manusia memang diciptakan sebagai khalifah di bumi. Apa jadinya kalau generasi mudanya hanya bisa sibuk mencari sesuap nasi dengan ngamen,ngemis?sekolah mahal untuk apa?untuk memperkaya kelompok?apa untuk pembangunan fasilitas pendidikan?apanya yang dibangun?sunggug memalukan dunia pendidikan kini menjadi lahan bisnis. Sufsh sepantasnya kebodohan akan merangkul generasi masa depan,jika kebijakan yang monoton mengabaikan dasar pancasilanya sendiri. Apanya yang terbarukan?apanya yang bermutu?jika pengkastaan dipakai acuan?menteri pendidikan yang lupa dan terbungkus kotak tidak akan melihat situasi kasta tersebut. Menteri bumn,esdm yang terfokus kedepan juga tidak akan sempat memikirkan dasar kelemahan sistem yang ad,karena dikelabuhi bawahannya. Menteri aparatur negara juga teoritis dalam melihat jumlah tena ga honorer vs PNS aktif, mungkin seleksi alam dan uang satu-satunya jalan keluar para penunggu nasib itu. Kalau menterinya saja asik,apalagi presiden sebagai managernya?