Home

05 March 2014

Heterogen Paradoks

Ketika saya menulis ini saya dalam keadaan sadar dan nyengir:
1. Menteri BUMN dengan meletup-letup menjawab kritikan dan pertanyaan dari Anggota komisi 9 DPR RI, padahal keduanya tidak mewakili dengan apa yang mereka bahas, tidak satupun dari mereka adalah karyawan outsourcing dari perusahaan, melainkan aktor/aktris dari panggung mereka masing-masing.
2. Betapa kasus aktual terjadi di perusahaan outsourcing yang mana telah menerapkan system 'take it or leave it', saya coba menelaahnya demikian, ketika seorang manusia butuh mereka akan 'take it' seperlunya dan bila perlu akan 'leave it' jika sudah jengah. saya tulis seperlunya karena kapasitas manusia serakus apapun pasti punya batas kerakusannya apapun model dan jenisnya mereka.
3. Kebutuhan manusia itu relative meskipun tidak bisa dikatakan demikian, karena itu adalah naluriah, otomatis dan pasti akan tumbuh,berkurang kalau bisa nambah kenapa harus kurang??hal itu otomatis terjadi mengikuti dentuman jantung dan hirupan nafasnya sampai mereka lupa bernafas masing-masing.
4. Hidup dikota dan desa seandainya harga bumbu dapur serta lauk pauknya sama, tentu tidak menjadi faktor momentum kegundahan, tapi sayangnya tidak demikian, semua berbeda, semua punya bobot nilai tukarnya.kenapa dari kaki manusia hingga pesawat terbang yang membuktikan meningkatnya kualitas transportasi justru menjelma menjadi transaksi didalam payung demokrasi yang menjanjikan kemakmuran.
5. Adakah dampak calistung, dampak kurikulum tematik, dampak playgroup, atau mungkin karena dampak kepandaian mereka yang sungguh luar biasa itu membuat kucing tetangga terkekeh kekeh melihat spanduk bergambar dan bertuliskan gelar hebat.
6. Dua arah saling menggiring, condong kemana? bangsa ini masih bermain teka teki,bermain angka untuk saling bersaing menjadi Raja atau Ratu negeri komedi, selama masih doyan joget dan teater atau drama ayat televisi, asalkan kalian senang mari kemari, ujungnya kemana urusan nanti.