Aw Ib
"Engkau memikatku dengan pelukanmu yang membekukan darahku,
Engkau yang meredupkan cahaya siang hingga luluh bersimpuh,
Tiap detik kau berikan jutaan denting suaramu untuk aku renungkan,
(-Judul : Hujan-)"
Itulah yang aku persembahkan pada hujan yang telah turun dikota budaya (*.solo) sejak hampir satu minggu secara berturut-turut saat ini, seperti membius setiap langkahku aku teringat masa indah disaat usia SD hingga STM dulu, aku lampiaskan kejenuhanku melalui basuhan air hujan yang menikamku berkali-kali, sepertinya aku rindu saat itu, ketika semuanya seperti membuatku damai dalam pelukan hujan.
Terkadang hujan menyisakan lukisan untuk cahaya matahari langit yang mulai meredup, goresan tinta nirwana yang berjejer sempurna ciptaan Yang Maha Esa, sore ini aku biarkan lagi tubuhku tersirami oleh air langit, walaupun begitu tetap kurasakan dingin yang semakin memelukku erat-erat dan kian dekat, pecah rasa gerah dalam otakku yang telah lama membuat aku terjerat rasa bosan. Sebuah sihir yang terkira disaat hujan memberikan aku kesempatan untuk menikmati suasananya kembali.
No comments:
Post a Comment