Mata itu kian sayu,lelah menggayung singasana danau paruh,
tertuntun sajak mengalirkan lirih dan pergi,
Sebiduk lumbung yang keruh kian menumpuk berjejal,
sepenuh mulut telah muntah berdarah-darah,
Menuntut kebebasan dan berdalih dari segala kebohongan,
bukan aku yang bermuka dua tapi mereka.
No comments:
Post a Comment