Aku berbaring di antara dedaunan kering jingga,
mengeram letih menaungi segala peluh yang tercecer sia-sia,
jika waktu itu masih ingat pada diriku,
aku takkan lagi mengacuhkan dia disampingku,
museum abadi yang memamerkan kehormatan bajingan surga,
berdekatan dengan raungan tangis malam yang sepi melanda,
sungguh problematika yang menikam seluruh bentuk ku dan mu,
hingga sajak remuk hentakkan bayangan semu dirimu,
cerah..cerahkanlah jawaban atas pertanyaan ini,
ku rasakan empati yang memudar dari dalam hati,
salam ku padamu yang menjadi latar pikiranku,
ku gambarkan wajahmu dibalik pesona keindahan waktu.
No comments:
Post a Comment