Aku....
hambarku,jeritan hatiku...
dan malam-malamku mengurung lelahku,
Dalam dahaga kerinduan hidupku,
aku semakin tenggelam dalam kebisuan,
tak tahu siapa aku...saat ini dan dulu,
Bertahan adalah hal berat,
berat menggores di bibir jantungku,
seperti telah ada beban ribuan ton menimpukku,
dan aku hanya diam bagai orang yang bodoh,
semakin bodoh jika aku bertahan,
Gubug ini bukanlah rumahku,
karena hanya orang-orangan sawahlah aku,
ketika burung-burung menyambar kulitku,
aku hanya tetap diam pasrah tanpa balas,
sempitnya kekuasaan akan hati,
membuat aku ingin segera pergi...
14 October 2006
~#k3174pa??!!%$@*^
Seperti gelas yang bertaruh nyawa di dinding besi,
begitu pecah terdengar merdu memandu telinga,
kegilaan ini membuatku semakin gila dan buta,
serasa hancur lebur ditelan rekahan kawah merapi,
Kebobrokan yang terlukis di kulit hati,
meniupkan bahasa-bahasa luka yang kini menghujam,
aku bagai terbunuh disaat perang geriliya di kota lama,
sungguh tak seperti aku yang terbiasa,
ARGHHH!!!!......
Sadis...kenapa harus sadis menimpuk begitu,
ketika muka tertampar dengan ketidaktahuan,
hingga menumbuhkan akar pertanyaan beban,
Maha Esa Tuhanku "Tolonglah aku hambamu"
begitu pecah terdengar merdu memandu telinga,
kegilaan ini membuatku semakin gila dan buta,
serasa hancur lebur ditelan rekahan kawah merapi,
Kebobrokan yang terlukis di kulit hati,
meniupkan bahasa-bahasa luka yang kini menghujam,
aku bagai terbunuh disaat perang geriliya di kota lama,
sungguh tak seperti aku yang terbiasa,
ARGHHH!!!!......
Sadis...kenapa harus sadis menimpuk begitu,
ketika muka tertampar dengan ketidaktahuan,
hingga menumbuhkan akar pertanyaan beban,
Maha Esa Tuhanku "Tolonglah aku hambamu"
07 October 2006
Kelangkaan di bumi semi
Begitu saja pergi meninggalkan diri,
sekira tunduk meluluh lagi,
aku hanya ingin berjalan santai,
senyaman melangkahkan kaki di atas permadani,
aku hanya ingin berpikir lugas,
hingga tak lagi terbesit pikiran beringas,
Bumiku serasa mati diminggu lalu,
tak tinggalkan sedikit pesan padaku,
begitu cepatnya waktu berlalu,
sebelum sampai aku membuka mataku,
Hingga kunantikan hujan datang berdatangan,
membasuh serta melucuti segala panas di luar badan,
karena sampai hati ini kering di dalam malam,
semenjak bulan menatap geram.
[**fight alone**]
sekira tunduk meluluh lagi,
aku hanya ingin berjalan santai,
senyaman melangkahkan kaki di atas permadani,
aku hanya ingin berpikir lugas,
hingga tak lagi terbesit pikiran beringas,
Bumiku serasa mati diminggu lalu,
tak tinggalkan sedikit pesan padaku,
begitu cepatnya waktu berlalu,
sebelum sampai aku membuka mataku,
Hingga kunantikan hujan datang berdatangan,
membasuh serta melucuti segala panas di luar badan,
karena sampai hati ini kering di dalam malam,
semenjak bulan menatap geram.
[**fight alone**]
Subscribe to:
Posts (Atom)