Home

31 January 2011

Untuk jadi renungan

terkadang orang tidak pernah mau mencoba berpikir sejengkal, karena dia pikir bahwa berpikir lagi pun tidak akan pernah ada jawabannya. Sadarkah dengan tidak sengaja ia telah mencoba berpikir juga? namun dominasi yang ada didalam pikirannya saat itu adalah JAWABAN is NULL / kosong.

Sebagai cerminan coba sekarang anda berhadapan dengan cermin lalu katakan "SIAPA AKU?" maka jawaban yang ada hanyalah muncul dari bibir anda juga. begitulah sebaliknya teori sederhana bahwa Hidup anda tergantung pada anda sendiri. Cara berpikir dan menyikapi segala sesuatu adalah langkah awal yang harus dikuasai oleh masing-masing orang dalam hidup dan berkehidupan.

Hidup instant bukan jalan termudah, setiap waktu yang telah kita lewati tidaklah hal yang instant, semuanya adalah proses, meskipun sedikit dari kita yang sadar akan hal itu. Betapa tidak menghargainya hidup apabila hanya menginginkan hidup instant tanpa merasakan usaha sedikitpun, tanpa sadar apa yang telah dilakukan dengan cara instant adalah mempercepat rasa malas dan pemobodohan terhadap diri sendiri itu menggerogoti hati.

Pendewasaan diri adalah pilihan saat masih diberi kesempatan, siapa yang tahu akan kesempatan itu masih ada atau tidak?? yang pasti adalah saat ini jika kita masih diberikan waktu maka saat inilah kesempatan itu ada, Bukan besok atau lusa!!

Semoga berkenan untuk jadi renungan kita semua.

30 December 2010

9 pertanyaan untuk Negara

Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan pada pemimpin bangsa :
1. Seberapa peduli Negara terhadap anak bangsa yang berprestasi ???
2. Seberapa keras usaha yang dikeluarkan oleh negara untuk menciptakan anak bangsa yang produktif dan mandiri ???
3. Seberapa pantaskah wakil rakyat disebut sebagai Dewan yang terhormat, sementara yang diwakilinya sama sekali jauh dari hidup nikmat ???
4. Seberapa adilkah hukum dinegeri ini bagi semua kalangan tak terkecuali ???
5. Seberapa cepat respon yang akurat terhadap kejadian-kejadian ekonomi,politik,media, issue SARA, dan hal-hal yang notabene membuat ketenangan dan kejayaan bangsa terusik ???
6. Seberapa niatnya negara mengakhiri kejayaan Korupsi di negeri yang tercinta ini ???
7. Seberapa tegas seorang pemimpin berani mengambil sikap demi kepentingan bangsa dan negara. meski dicerca orang banyak ???
8. Seberapa besar keinginan bagi seluruh bangsa untuk merubah sikap, merubah mental, merubah cara hidupnya yang malas untuk menjadi bangsa yang modern, cerdas, maju dan kompetitif ???
9. Seberapa peka terhadap perubahan yang terjadi begitu cepat, begitu tak terduga, sehingga sikap-sikap untuk mengatasi cepatnya perubahan dapat segera diambil dengan cepat, tepat, dan akurat ?? tanpa memberi ruang bagi orang-orang keparat dan bejat!!!

Mungkin masih banyak yang ingin aku sampaikan kepada pemimpin bangsa ini, melainkan hanya ingin menjawab rasa bingungku terhadap permainan politik yang carut marut, permainan media yang tak lagi punya etika, permainan ekonomi yang compang camping.

Fenomena yang terjadi memang : 1 orang dari negatif berubah ke positif karena mata hatinya telah mendapat petunjuk, namun 10 orang dari positif ke negatif karena ada peluang yang terbuka lebar dan karena tak lagi punya rasa malu terhadap diri sendiri, keluarga,dan juga TUHAN nya.

Pondasi utama dalam memperbaiki bangsa adalah : AGAMA, apapun agamanya selama ajarannya untuk berbuat baik , saling toleransi tanpa tendensi apapun, maka seluruh sikap dan pemikiran umatnya akan menjadi baik. Dan bangsa yang memiliki umat yang baik maka seluruh komponen negeri akan terpancar aura positif dan mendatangkan Rahmat dari Tuhan YME. Segala godaan ujian merupakan ukuran seberapa kokoh mental dari umat manusia.
[surat untuk INDONESIA]

09 December 2010

Kisah tentang Hujan

Aw Ib

"Engkau memikatku dengan pelukanmu yang membekukan darahku,
Engkau yang meredupkan cahaya siang hingga luluh bersimpuh,
Tiap detik kau berikan jutaan denting suaramu untuk aku renungkan,
(-Judul : Hujan-)"

Itulah yang aku persembahkan pada hujan yang telah turun dikota budaya (*.solo) sejak hampir satu minggu secara berturut-turut saat ini, seperti membius setiap langkahku aku teringat masa indah disaat usia SD hingga STM dulu, aku lampiaskan kejenuhanku melalui basuhan air hujan yang menikamku berkali-kali, sepertinya aku rindu saat itu, ketika semuanya seperti membuatku damai dalam pelukan hujan.

Terkadang hujan menyisakan lukisan untuk cahaya matahari langit yang mulai meredup, goresan tinta nirwana yang berjejer sempurna ciptaan Yang Maha Esa, sore ini aku biarkan lagi tubuhku tersirami oleh air langit, walaupun begitu tetap kurasakan dingin yang semakin memelukku erat-erat dan kian dekat, pecah rasa gerah dalam otakku yang telah lama membuat aku terjerat rasa bosan. Sebuah sihir yang terkira disaat hujan memberikan aku kesempatan untuk menikmati suasananya kembali.