Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan pada pemimpin bangsa :
1. Seberapa peduli Negara terhadap anak bangsa yang berprestasi ???
2. Seberapa keras usaha yang dikeluarkan oleh negara untuk menciptakan anak bangsa yang produktif dan mandiri ???
3. Seberapa pantaskah wakil rakyat disebut sebagai Dewan yang terhormat, sementara yang diwakilinya sama sekali jauh dari hidup nikmat ???
4. Seberapa adilkah hukum dinegeri ini bagi semua kalangan tak terkecuali ???
5. Seberapa cepat respon yang akurat terhadap kejadian-kejadian ekonomi,politik,media, issue SARA, dan hal-hal yang notabene membuat ketenangan dan kejayaan bangsa terusik ???
6. Seberapa niatnya negara mengakhiri kejayaan Korupsi di negeri yang tercinta ini ???
7. Seberapa tegas seorang pemimpin berani mengambil sikap demi kepentingan bangsa dan negara. meski dicerca orang banyak ???
8. Seberapa besar keinginan bagi seluruh bangsa untuk merubah sikap, merubah mental, merubah cara hidupnya yang malas untuk menjadi bangsa yang modern, cerdas, maju dan kompetitif ???
9. Seberapa peka terhadap perubahan yang terjadi begitu cepat, begitu tak terduga, sehingga sikap-sikap untuk mengatasi cepatnya perubahan dapat segera diambil dengan cepat, tepat, dan akurat ?? tanpa memberi ruang bagi orang-orang keparat dan bejat!!!
Mungkin masih banyak yang ingin aku sampaikan kepada pemimpin bangsa ini, melainkan hanya ingin menjawab rasa bingungku terhadap permainan politik yang carut marut, permainan media yang tak lagi punya etika, permainan ekonomi yang compang camping.
Fenomena yang terjadi memang : 1 orang dari negatif berubah ke positif karena mata hatinya telah mendapat petunjuk, namun 10 orang dari positif ke negatif karena ada peluang yang terbuka lebar dan karena tak lagi punya rasa malu terhadap diri sendiri, keluarga,dan juga TUHAN nya.
Pondasi utama dalam memperbaiki bangsa adalah : AGAMA, apapun agamanya selama ajarannya untuk berbuat baik , saling toleransi tanpa tendensi apapun, maka seluruh sikap dan pemikiran umatnya akan menjadi baik. Dan bangsa yang memiliki umat yang baik maka seluruh komponen negeri akan terpancar aura positif dan mendatangkan Rahmat dari Tuhan YME. Segala godaan ujian merupakan ukuran seberapa kokoh mental dari umat manusia.
[surat untuk INDONESIA]
30 December 2010
09 December 2010
Kisah tentang Hujan
Aw Ib
"Engkau memikatku dengan pelukanmu yang membekukan darahku,
Engkau yang meredupkan cahaya siang hingga luluh bersimpuh,
Tiap detik kau berikan jutaan denting suaramu untuk aku renungkan,
(-Judul : Hujan-)"
Itulah yang aku persembahkan pada hujan yang telah turun dikota budaya (*.solo) sejak hampir satu minggu secara berturut-turut saat ini, seperti membius setiap langkahku aku teringat masa indah disaat usia SD hingga STM dulu, aku lampiaskan kejenuhanku melalui basuhan air hujan yang menikamku berkali-kali, sepertinya aku rindu saat itu, ketika semuanya seperti membuatku damai dalam pelukan hujan.
Terkadang hujan menyisakan lukisan untuk cahaya matahari langit yang mulai meredup, goresan tinta nirwana yang berjejer sempurna ciptaan Yang Maha Esa, sore ini aku biarkan lagi tubuhku tersirami oleh air langit, walaupun begitu tetap kurasakan dingin yang semakin memelukku erat-erat dan kian dekat, pecah rasa gerah dalam otakku yang telah lama membuat aku terjerat rasa bosan. Sebuah sihir yang terkira disaat hujan memberikan aku kesempatan untuk menikmati suasananya kembali.
"Engkau memikatku dengan pelukanmu yang membekukan darahku,
Engkau yang meredupkan cahaya siang hingga luluh bersimpuh,
Tiap detik kau berikan jutaan denting suaramu untuk aku renungkan,
(-Judul : Hujan-)"
Itulah yang aku persembahkan pada hujan yang telah turun dikota budaya (*.solo) sejak hampir satu minggu secara berturut-turut saat ini, seperti membius setiap langkahku aku teringat masa indah disaat usia SD hingga STM dulu, aku lampiaskan kejenuhanku melalui basuhan air hujan yang menikamku berkali-kali, sepertinya aku rindu saat itu, ketika semuanya seperti membuatku damai dalam pelukan hujan.
Terkadang hujan menyisakan lukisan untuk cahaya matahari langit yang mulai meredup, goresan tinta nirwana yang berjejer sempurna ciptaan Yang Maha Esa, sore ini aku biarkan lagi tubuhku tersirami oleh air langit, walaupun begitu tetap kurasakan dingin yang semakin memelukku erat-erat dan kian dekat, pecah rasa gerah dalam otakku yang telah lama membuat aku terjerat rasa bosan. Sebuah sihir yang terkira disaat hujan memberikan aku kesempatan untuk menikmati suasananya kembali.
30 October 2010
Forgive me if disappoint you
Baru kali ini kurasakan, betapa sulit untuk menjadi seorang profesional dalam bekerja dan kehidupan pribadi, disaat keduanya memiliki arti yang sama kuat. Kerja : walaupun aku tidak nyaman ditempat ini, tapi aku tidak ingin bertindak tidak profesional, karena menurutku profesional dalam kerja adalah pilihan yang harus aku ambil. Seperti disaat sekarang, problem BTS Down yang sudah 3x24 Jam terjadi, harus kesana kemari dari hop satu ke hop satunya lagi, sampai mual rasanya otak ini untuk memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, pengecekan satu persatu dilakukan hingga ku lakukan tiga kali. Di hari kedua semuanya semakin membuat aku frustasi.. Namun Allah SWT sepertinya memberikan jalan kemudahan di hari ketiga ini. Problem link telah terdeteksi, dengan buah kesabaran dan pengorbanan pulang pagi jam 01:30 WIB , jam 03:30, dan jam 00:15 WIB membuat semakin mengerti untuk apa yang disebut dengan tanggungjawab, dan untuk kesekian kali ini aku benar-benar membuktikan bahwa aku bukanlah orang yang dengan mudah menyerah.
Tetapi ada hal yang membuatku menjadi lebih frustasi ketika aku secara tidak sengaja di CAP sebagai munafik (tidak tepat janji), untuk masalah ini aku kaget, pribadi atau job?? keduanya harus aku kerjakan, tetapi lokasinya sangat berjauhan, aku sangat linglung dan dikerubuti kebingungan. Dengan tegas lemas aku memilih job, dan mengesampingkan urusan pribadi yang notabene aku sangat kecewa membaca judge "ingkar janji".
Tetapi ada hal yang membuatku menjadi lebih frustasi ketika aku secara tidak sengaja di CAP sebagai munafik (tidak tepat janji), untuk masalah ini aku kaget, pribadi atau job?? keduanya harus aku kerjakan, tetapi lokasinya sangat berjauhan, aku sangat linglung dan dikerubuti kebingungan. Dengan tegas lemas aku memilih job, dan mengesampingkan urusan pribadi yang notabene aku sangat kecewa membaca judge "ingkar janji".
Subscribe to:
Posts (Atom)