Hirarki konstitusi abnormal tubuh ini,
abstrak merasuki sektor nadi seakan mati,
ricuh genderang seakan sunyi,
arah mana tujuan kaki?
pilihan ini tak segera terjawab pasti,
Monumen-monumen prajurit terpaku separuh,
teriring tangisan acian semen yang kian meluncur deras,
kira-kira apa penyebab tragedi ini?
lirikan mata yang hadir ribuan kali,
umpatan menerkam untuk berkoalisi,
pelabuahan terakhir menuju mati!!
24 June 2009
23 March 2009
Langkah Prajurit
Tetap menjadi pelopor dalam membongkar arti kehidupan jati diri sendiri, ketika orang lain tertidur dalam empuknya kasur kapas panas, tetap menjadi tongkat besi baja yang kuat berdiri kokoh mempertahankan argumentnya, ketika orang lain mulai kendor dan molor seperti kolor celana pendeknya. Di timbun gencatan air hujan aku tetap mengasah ketajaman akal,di dera cacian mulut berbisa aku masih menyeimbangkan hati, di batas pintu penantian aku masih menorehkan hati untuk tetap berjalan pasti.
Langkahku menuju semakin dekat di balik tembok retak yang akan ku tinggalkan kedepan.
akan ku gariskan dengan coretan daun pinus di sela-sela retaknya bahwa akulah yang memegang keberanian untuk menghujam penguasa lalim.
Jiwa,semangat dan kebenaran akan melindungi jiwa-jiwa orang-orang yang memegang teguh kebenaran arti hidup.
13 January 2009
Cerita Biasa
hari ini adalah hari yang biasa saja,
tidak lebih dari biasanya,
seperti halnya kebiasaan yang telah ada,
kali ini lebih daripada biasa,
terbiasa dari hal yang biasa,
membuat aku ingin tak biasa biasa saja,
biasa seperti apa yang bisa lebih dari biasa?
biasa saja mungkin caranya untuk biasa,
biasa ini ku pikir sudah cukup biasa dari biasanya,
biasa diam, biasa tenang, biasa untuk menjadi biasa,
biasa apa yang dapat menjadi luar biasa dari biasanya?
biasa hari ini sepertinya sudah biasa biasa saja.
Subscribe to:
Posts (Atom)