Home

30 September 2009

Rintihan seorang biadab kepada batinnya

semenjak mendiang kolonialisme mulai bangkit,
hatiku merasa sakit dan menjerit,
semenjak konspirasi pangkat mendongkrak najis,
hidup para kuli kian tragis menangis,

kilau pisau pedang meraung menyambar kilat,
ketika terlontar manis lidah para penjilat,
hembusan bau busuk tercium kian hangat,
saat para daging dan darah buruh tersayat,

betapapun penuh sesak ratapan pelitaku,
pelipur lara dalam diri hanyalah pelukan rindu,
penyegar sukma disaat pilu hanyalah bisu,
penjinak buasnya racun dunia adalah kalbu,

semenjak ratusan syairku menderu,
aku ingin waktu cepat berlalu,
semenjak ribuan problema mengekangku,
aku ingin waktu cepat berlalu,

No comments: